Annabawi FM
MOD_YOUTUBE_PLAYLIST_HIDE
MOD_YOUTUBE_PLAYLIST_SHOW
  • الفنان أحمد مجدي في دياب أف أم -

  • الفنان أمير شاهين في دياب أف أم -

  • الفنان شادي ألفونس في دياب أف أم -

  • Diab FM, Amr Diab's Official Online Radio دياب أف أم -

  • الفنانة ريهام حجاج في دياب أف أم -

  • الأعلامي شريف مدكور في دياب أف أم -

  • الفنان عمر السعيد في دياب اف ام -

  • الفنان محمد ممدوح في دياب أف أم -

  • الفنان محسن منصور في دياب أف أم -

  • حلقة رمزي لينير في دياب أف أم -

  • حلقة أحمد حاتم في دياب أف أم -

  • حلقة رامز أمير في دياب أف أم -

  • رامز امير يغني رصيف نمرة خمسة و قصاد عيني .. -

  • حكايتك أيه؟ - الموزع أسامة الهندي (تغطية أ .. -

  • حكايتك أيه؟ - الملحن خليل مصطفي (تغطية ألب .. -

Menuju pintu hati yang lapang

Menerima apa adanya atas pemberian dari Allah swt,bukanlah berarti mencegah diri menggapai keinginan yang hendak diraih. Dalam sifat Qonaah tersirat peran yang sangat dalam,yaitu semangat untuk berusaha dan bekerja. Qonaah bukanlah penghalang seseorang untuk berusaha maju. Gemilang harta dan tahta adalah secuil harapan yang muncul dalam hati manusia. Sulit rasanya mencari orang yang menampik dua keinginan yang menjadi harapan dan tujuan hidup banyak orang. Karena itu banyak orang yang menganggap bahwa harta dan tahta adalah kebahagiaan hidup. Mereka berlomba mengejarnya. Tidak memandang halal atau haram apa yang ditempuh. Orang tidak banyak berfikir bahwa bekerja adalah rangkaian ibadah. Sebaliknya,sesuai yang 'dicari' itu berubah menjadi tujuan hidup. Pada kondisi materialisme mulai memancarkan kaki-kakinya di dalam jiwa manusia. Kesenjangan dan kecemburuan akibatnya tidak terelakkan. Tidak heran jika kita lantas mendengar dan melihat kriminalitas semakin marak. Mereka tidak lagi bisa mengontrol dan mengekang nafsu keinginan. Mereka telah diperbudak nafsu yang menjerumuskan kedalam lubang kemaksiatan. Masyarakat kita sedang bergerak pada titik keterpurukan. Ironisnya,masyarakat kita bukan masyarakat yang tidak mengenal agama. Sebagian besar kita telah faham tentang doktrin yang melarang tindakan buruk itu. Ada yang salah, atau kita kurang intropeksi diri. Inilah yang harus kita renungkan kembali. Hati kita tidak pernah diajari untuk Qonaah atau menerima sedikit dan puas atas nikmat apa yang Allah berikan. Suatu sifat dimana seseorang dapat menerima apa yang telah Allah swt berikan. Abu Zakaria al-Anshori menyebutkan bahwa sifat Wara' adalah buah dari sifat zuhud,sedangkan Pidla' adalah buah dari sifat Qonaah. Kedua sikap tersebut memang paling bertalian. Ketika dalam hati seseorang tertanam sheit Zuhud,hatinya juga tumbuh sifat Qonaah. Jadi, untuk menusuk sifat zuhud harus di awali dengan sifat Qonaah. Orang yang mempunyai sifat Qonaah, akan dengan mudah menjalani hidup. Hatinya sela dan ikhlas menerima baik dan buruk yang terjadi pada dirinya. Dengan ini pula dapat mengekang hawa nafsu yang dapat menggalangi jalan lurus dalam hidupnya. Sehingga ,saat ia sudah melewati fase ini,ia pantas di sebut arang Zuhud atau zahid. Dirinya tidak lagi tergoda apapun tentang isi dunia. Keinginan yang serba duniawi adalah hal yang wajar dimiliki manusia,karena keinginan tersebut adalah bentuk naluri dari sifat manusia normal. Namun begitu manusia kerap kali tertipu oleh dunia itu sendiri. Keindahan dan kelezatan dunia menarik hati untuk terjun didalamnya. Merekapun menjadi hamba dunia,cinta pada kesenanga sesaat yang akan melalaikan diri dari mengingat Allah swt. Sebaliknya seseorang yang tertanam sifat Qonaah dapat mengekang dan mengendalikan nafsu untuk memiliki apa yang telah dimiliki . Karena sesuatu yang ingin dimiliki sebenarnya tidak begitu diperlukan. Abu Bakar al-Maghribi,berkata: sikap Qonaah adalah kunci dalam mengatur dunia dan akhirat. Dengan demikian, Qonaah adalah media untuk mengatur hidup yang lebih sederhana. Sulit memang kalau belum terbiasa. Bahkan kerap iman kita tergoyahkan. Banyak orang yang lari karena tidak menerima kenyataan hidup yang sengsara. Sayangnya. Banyak orang menganggap bahwa sikap Qonaah ini 'merugikan' keberlangsungan hidup. Padahal bila sikap Qonaah tumbuh dalam hati ,seseorang akan merasakan jiwa yang lapang dengan rizki yang Allah berikan,sehingga,rasa tamak rakus pada apa yang sudah dicapai akan hilang. Bukanlah bila para rakus,tamak, sirna dalam hati,hawa nafsu akan pergi dengan sendirinya? dengan begitu,segala perbuatan kita akan terkendali dari jeratan nafsu dunia. Lihat lah kehidupan kaum sufi dengan kesederhanaan berpakaian, makan minum dan yang lainya,cukup untuk kita jadikan gambaran untuk berkaca diri. Sebut saja Ali bin Abi thalib,Abu Dazar al- Ghifari,Syahi Al-Ghozali,Rabi'ah al-'Adawiyah. Mereka adalah sebagian kecil ahli ibadah yang hidup dengan sikap Qonaah. Mungkin ini yang melatarbelakangi anggapan umum tersebut. Dari sana kita menangkap bahwa mereka seolah tidak berusaha. Mata kita hanya memahami bahwa tindakan ahli Tasauf yang demikian mengajarkan kepada umat untuk bersikap Fatalir. Menganggap apa yang sudah diberikan oleh tuhan adalah nikmat yang sudah pasti akan datang dengan sendirinya. Tanpa usaha dan bekerja. Segala kebutuhan hidup akan datang sendiri menghampiri. Namun. Semudah itukah mata kita memandang sifat Qonaah? Sifat yang Nabi pun berpesan untuk menanamkan di setiap hati umatnya. Juga sifat yang tidak bisa di jabarkan secara lisan,melainkan langsung di amalkan. Nabi pun pernah mengencangkan ikat pinggangnya karena suatu ketika tidak mendapati apa pun yang bisa di makan.