Jelajah Alam Gaib

Kepercayaan manusia terhadap agama diawali dengan keyakinan adanya kekuatan lain di luar dirinya. Agama lantas mengenalkan konsep keimanan sebagai pernyataan wujud adanya Allah swt,dan hal-hal lain yang bersifat gaib. Para penganut agama pun harus yakin dan percaya terhadap keberadaan yang tidak kasat mata. Abstraknya akan gaib,ternyata membuka peluang untuk dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan. Orang-orang yang katanya mengetahui akan gaib,lantas membuka praktek perdukunan sebagai media layanan masyarakat. Di tinjau dari segi umur praktik perdukunan lebih tua dibandingkan dari keberadaan agama-agama. Mereka menawarkan bermacam harapan untuk mengatasi berbagai persoalan,mulai dari cinta sampai dengan masalah penyakit yang tidak jelas sabab musababnya.
Kita lihat lebih dalam adanya keberadaan alam gaib,ternyata menjadi lahan bagi setan untuk menyesatkan manusia. Dengan segala daya upaya setan terus menyesatkan manusia dengan cara menggiring untuk tidak mengikuti aturan syariat agama. Manusia akhirnya terjebak rayu setan dan beranggapan bahwa rekayasa setan adalah merupakan wujud 'kebenaran'.
Sejarah mencatat ada orang-orang mengaku 'nabi', 'rasul' imam mahdi,ratu adil dan lainnya,setelah mendapatkan bisikan gaib yang ia dapatkan melalui ilham dan mimpinya. Mereka berkeyakinan yang mendatangi dan membisikan padanya adalah 'Tuhan' atau orang suci dalam suatu agama. Hal ini apakah benar? Bagaimana cara mengetahui Ilham atau mimpi itu dianggap benar? Menurut kamus arab Lisan Al-Arab,Ilham adalah sesuatu yang Allah swt berikan jiwa manusia. Yang menggerakan manusia untuk melakukan atau meninggalkan pekerjaan. Ilham tersebut merupakan bagian dari pada wahyu yang Allah swt berikan khusus kepada sebagian hambanya. Yusuf Qardhawi menilai,Ilham mungkin saja didapat oleh orang yang sedang berusaha meningkatkan derajat spritualitasnya. Sebelum mempercayainya,terlebih dahulu harus menyelidiki apakah benar suara yang didengarnya tersebut (baik dengan telinga atau dengan hati) merupakan suara dari Allah swt, suara malaikat, atau suara setan? Hal ini lah yang sering menipu dan menjerumuskan manusia.
Kadang Allah memberikan anugerah kepada manusia yang membuat dirinya mampu mengetahui dan menerka pribadi orang lain, membaca fikiran dan mengetahui rahasia dari isi hati orang lain. Namun demikian harus ada batasan dan kaidahyang dapat dijadikan dasar untuk menilai kebenaran ilham tersebut. Hal ini sangatlah penting untuk mencegah hal-hal asing masuk,seperti khayalan,sangkaan,bisikan jahat dan kebohongan yang bisa menjelma dalam kehidupan manusia atas nama ilham. Ada yang beranggapan orang yang mendapatkan mimpi atau ilham dapat dijadikan dalil dalam menetapkan sesuatu perkara,padahal sangatlah keliru. Para ulama berpendapat bahwa ilham dan mimpi tidak bisa dijadikan dalil, meskipun orang tersebut mengaku bertemu dengan Rasulullah saw. Alasanya. Seorang yang tidur bertemu Rasulullah saw.itu, bukanlah orang yang dapat diterima riwayatnya,karena dia tidak cermat dan tidak bisa menjaga hafalannya. Kecuali,jika orang tersebut sudah pernah melihat Rasulullah saw. dalam keadaan terjaga tidak tidur dengan penglihatan sempurna. Sama halnya yang bisa menjadi pembohongan dan penyesatan adalah perkara jimat. Menurut Al-Hafidz Al-Mundziri. Pemakaian 'Tamimah' (Jimat) merupakan bentuk pembohongan dan penyesatan. Oleh karena itu,hukumnya haram dan wajib ditinggalkan oleh kaum muslimin. Lain halnya dengan Abdullah bin Amru'. Beliau memperbolehkan pemakaian jimat yang berasal dari Al Qur'an atau yang mengandung dikrullah. Pendapat tersebut di perkuat oleh Abu Ja'far al-Baqir dalam kitab fath al-Majid. Dalam kitab tersebut diterangkan pelarangan memakai jimat itu apabila mengandung kemusyrikan. Adapun masalah mantra. Al-Imam Al-Kitabi memperbolehkan mantra dengan alasan Rasulullah saw. Pernah mengobati orang dengan mantra dan juga pernah diobati juga dengan mantra. Sedangkan pendapat yang beda, penggunaan mantra dapat mengakibatkan orang menjalankan kemusyrikan. ilham