Sayyid al-Qutbi al-Sa'raany dalam risalah kitabnya, al-Qowa'id al-kasyafiyah fis Sifatil Ilahiyah meyebutkan bahwa para ulama di dalam ayat tersebut menyebutkan ada 12 pertanyaan. Dan kami (imam sa'raany) akan mengemukan kepada kamu berikut jawabannya.
1. tanya:
Di mana letak tempat perjanjian tersebut?
jawab:
Sahabat Nabi, Ibnu Abas dan lainnya berpendapat bahwa tempat pengambilan janji tersebut berada di lembah Nu'man suatu lembah di dekat lembah Arafah. Sebagian lain berpendapat di Sarnadib suatu daerah di belahan bumi India tempat turunnya Nabi Adam dari surga. Al-killi berpendapat bahwa tempat di ambilnya perjanjian ada di daerah antara Makkah dan Thaif . Berbeda dengan Imam Ali bin abi Talib, beliau berpendapat bahwa tepat perjanjian tersebut adalah di dalam surga. Semua pendapat di atas adalah serba mungkin.
2. tanya:
Bagaimana Allah swt mengeluarkan dari punggung Nabi Adam?
jawab:
Ada Hadis Shahih menyebutkan : bahwa Allah swt mengusap punggun Nabi Adam dan keluar seluruh keturunan beliau yang seperti dzur 'kutu kutu kecil' (sebagian ulama mengartikan debu yang berterbangan di udara)
3. tanya:
Bagaimana mereka bisa menjawab "balaa" (ya..Engkau Tuhan kami) apakah mereka,keturunan Adam saat itu sudah ada kehidupan dan punya akal? Ataukah mereka menjawah dengan lisanul hal (keadaan saat itu) Jawab:
Keturunan Adam saat itu menjawab dengan ucapan. Dan mereka hidup dan punya akal, karena hal ini tidak mustahil dan dapat di terima akal bahwa Allah pada saat itu memberi kehidupan dan akal dan juga lisan walaupun bentuknya saat itu sangat kecil. Ada sebuah istilah "lautan kekuasaan Allah swt sangat luas dan tidak bertepi, luas juga bagi kita untuk menetapkan masalah masalah ya jawaz (mungkin). Dan bentuk ilmu seluruhnya di serahkan kepada Allah swt.
4. tanya:
Apabila semua menjawab: "balaa", kenapa Allah menerima sebagian dan menolak sebagian lain?
Jawab:
Seperti halnya Al-Khakim At-Tirmidzi berkata: Bahwasanya Allah swt memperjelas kekafiran seseorang dengan tingkah kelakuannya. Maka jawaban "balaa"(iya Engkau tuhan kami) orang orang kafir itu hanyalah karena ketakutan semata jadi tidak ada manfaat imannya mereka walaupun ikut menjawab "balaa". Karena iman mereka seperti imannya orang munafik. Dan Allah memperjelas kepada orang-orang mukmin dengan rahmat. Maka jawaban "balaa" dari orang mukmin karena ketaatan dan kesadaran sebagai hamba. Maka bermanfaatlah imannya mereka.
5. Tanya:
Ketika kita sebagai keturunan Adam pernah melakukan perjanjian dengan Allah swt, lalu kenapa kita sekarang tidak ingat tentang perjanjian tersebut?
Jawab:
Kami (imam Sa'raany ) tidak ingat perjanjian tersebut karena bentuk keturunan Adam saat itu adalah hanya bentuk struktur saja, dan bisa kurang bisa berubah bentuk dengan sebab masa yang panjang di tulang sulbi bapak-bapak kita dan di rahim ibu-ibu kita. Kemudian berubah bentuk pada proses selanjutnya dari bentuk darah kental ('alaqoh) kemudian sepotong daging (mudhgoh) dan kemudian daging dan tulang. Proses inilah yang menjadikan kita lupa atas perjanjian tersebut. Akan tetapi Imam Ali berkata, aku ingat perjanjian itu,yang aku adakan bersama Tuhan. Al-Tastiri berkata, aku tahu murid muridku semenjak saat itu, aku selalu melihat mereka di dalam tulang sulbi bapak-bapaknya sehingga mereka bertemu dan berkumpul bersama aku.
6. Tanya:
Apakah saat itu keturunan adam (walaupun bentuk yang sangat kecil) sudah berbentuk manusia?
Jawab: kami tidak menemukan dalil tentang pertanyaan ini, kecuali yang lebih di terima oleh akal kita adalah tidak ada kebutuhan (pada saat itu) keturunan Adam berbentuk manusia. Karena pendengaran dan pengucapan tidak memerlukan suatu bentuk (misal mata atau mulut) akan tetapi pastilah meraka (saat itu) sudah mempunyai sifat hidup dan memerlukan tempat.
6. Kapan bentuk yang kemudian dinamakan dzuriyah tersebut terisi ruh? Apakah sebelum keluar dari punggung Adam, atau sesudah keluar dari padanya?
Jawab: Sebagian ulama berpendapat: yang jelas Allah swt. mengeluarkannya dalam keadaan hidup, karenanya bentuk tersebut di namakan dzuriyah. Sedang dzuriyah itu hidup. Allah swt dalam al quran surat yaasin ayat 41 berfirman: "dan suatu tanda (kebesaran Allah yang maha besar) bagi mereka adalah bahwa kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan". Maka hal ini bisa saja Allah swt memasukan ruh ke padanya sedang mereka didalam gelapnya punggung bapak-bapak mereka kemudian Allah swt memasukan lagi untuk kali kedua sedang mereka di dalam rahim ibu-ibu mereka,kemudian Allah swt memasukan ruh lagi untuk kali ke tiga sedang mereka dalam gelapnya perut bumi. Begitulah sunah Allah yang terus mengalir. Maka dengan itu di sebut mahluk (sesuatu yang tercipta)
8. Apa hikmah yang bisa di petik dari kejadian pengambilan perjanjian ini?
Jawab:
Hikmah yang bisa di ambil adalah untuk menetapkan hujah (dalil) kepada keturunan Adam yang tidak memenuhi perjanjian tersebut.
9. Tanya:
Apakah Allah swt mengembalikan mereka ke punggung Adam dalam keadaan hidup? Ataukah Allah mengambil kembali Ruh kemudian di kembalikan ke punggung Adam dalam keadaan mati?
Jawab:Yang jelas adalah bahwa Allah mengambil kembali ruh kemudian di kembalikan ke punggung Adam. Hal ini di qiaskan atau di samakan dengan apa yang Allah lakukan kepada mereka ketika mengembalikan ke dalam bumi sesudah mati. Bahwa Allah swt mengambil ruh dan kemudian Allah akan mengembalikan lagi nanti.
selanjutnya


-
الفنان أحمد مجدي في دياب أف أم -
-
الفنان أمير شاهين في دياب أف أم -
-
الفنان شادي ألفونس في دياب أف أم -
-
Diab FM, Amr Diab's Official Online Radio دياب أف أم -
-
الفنانة ريهام حجاج في دياب أف أم -
-
الأعلامي شريف مدكور في دياب أف أم -
-
الفنان عمر السعيد في دياب اف ام -
-
الفنان محمد ممدوح في دياب أف أم -
-
الفنان محسن منصور في دياب أف أم -
-
حلقة رمزي لينير في دياب أف أم -
-
حلقة أحمد حاتم في دياب أف أم -
-
حلقة رامز أمير في دياب أف أم -
-
رامز امير يغني رصيف نمرة خمسة و قصاد عيني .. -
-
حكايتك أيه؟ - الموزع أسامة الهندي (تغطية أ .. -
-
حكايتك أيه؟ - الملحن خليل مصطفي (تغطية ألب .. -