Bertaubatlah segera!

Bertaubatlah pada Allah,wahai sekalian mukmin,supaya kamu berbahagia."(QR. An Nur : 31)
Orang sholih bukanlah yang sama sekali tidak berbuat kesalahan, tapi orang yang segera menyadari kesalahan dan memperbaiki diri dan teguh hati tidak akan mengulangi kesalahan. Inilah yang dinamakan taubat. Arti taubat adalah kembali. Taubat kepada allah artinya kembali ke jalan dan tuntunanya.
Taubat yang diperintahkan Allah kepada kaum beriman adalah 'Taubatan nashuha'. Ibnu Jarir,Ibnu Katsir dan Ibnu Qayyim menyebutkan, 'Taubatan nashuha' adalah jika pelakunya bertaubat dari dosa dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Muhammad bin ka'ab al-Qurthubi mengatakan 'Taubatan Nashuha menghimpun empat perkara. Memohon ampun dengan lisan,membebaskan diri dari dosa dengan badan,bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan lagi dengan sepenuh hati,dan menghindari teman baruk yang dapat mengajak berbuat kembali. Menurut imam al-Ghazali,ada empat unsur yang membentuk hakekat taubat. Yang pertama, unsur ma'rifat atau pengetahuan. Seorang yang bertaubat harus mengetahui kesalahan yang dilakukan. Kesadaran inilah yang dapat membuka penghalang dari kedua matanya hingga ia dapat melihat kebenaran kembali. Dalam hal ini seseorang harus mengetahui hakekat hidup,kematian,apa yang akan terjadi setelah mati,nikmat Allah yang akan diperoleh,bagaimana keadaan saat berhadapan dengan Allah. Keadaan ini yang bisa menjadi landasan taubat seorang untuk mendorong hati untuk bisa menyesal,dan mendorong kehendak untuk memiliki tekad,mendorong lisan untuk meminta maaf,dan mendorong badan untuk menahan serta membebaskan dari dosa. Allah berfirman dalam Al Quran "Dan agar orang orang yang diberi ilmu,meyakini bahwa Al Quran itulah yang haq dari Robbmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadaNya."(QS. al Hajj : 54)
Kedua,unsur psikologi,kemauan dan emosi. Ini meliputi beberapa hal. Penyesalan mendalam dan kemudian melahirkan tekad yang kuat. Dalam hadis shohih di sebutkan "Penyesalan itu adalah taubat." Penyesalan adalah emosi,perasaan atau pelintas dari sanubari yang menggambarkan kerugian karena seseorang telah berbuat dosa. Baik yang berhubunang dengan Allah atau dengan hak manusia. Dari penyesalan inilah seseorang bertaubat. Diantara wujud nyata penyesalan adalah mengakui dosa dan bertanggung jawab memikul apapun akibatnya. Menurut imam Ghazali,ada dua klasifikasi kezaliman. Yaitu kezaliman terhadap Allah. Dan kezaliman terhadap hak manusia. Kezaliman terhadap Allah harus dilakukan dengan istighfar dan meninggalkan semua pekerjaan maksiat. Kezaliman terhadap hak manusia harus dilakukan dengan meminta maaf kepada pihak yang dizalimi dan mengembalikan haknya. Merampas harta manusia harus diganti mengembalikan harta yang di rampas. Membenarkan mana baik seorang harus di ganti dengan melakukan rehabilitasi terhadap orang tersebut. Imam Ghazali menegaskan,"ingatlah,siapa yang enggan menghisab dirinya di dunia,maka hisabnya akan berlarut-larut di akhirat." Ketiga, unsur perbuatan dalam taubat. Yakni memperbanyak ketaatan dan menjauhkan diri dari pekerjaan dosa dan maksiat. Salah satu bentuk ketaatan adalah dengan jalan memperbanyak istighfar. Seorang yang bertaubat sangat penting memohon ampunan sebagaimana yang diperintahkan Al Quran dan Sunnah. Dalam hadis shohih Rasulullah saw bersabda,"sesungguhnya setiap malam Allah turun ke langit dunia,hingga ketika sepertiga malam yang terahir, Dia berfirman.'Adalah ada orang yang bertaubat agar Aku menerima taubatnya? adalah ada orang yang memohon ampunan agar Aku mengampuninya? adalah orang yang meminta agar Aku memenuhi permintaanya?' Hal ini terjadi hingga terbit fajar." Istighfar yang paling baik dilakukan adalah ketika seseorang teresat ke kurang kedurhakaan. Siapa yang bisa menjamin. allah tidak mencabut nyawanya dalam kondisi ia berlumuran dosa? Dengan istighfar seseorang dapat memperoleh gantungan untuk bangkit dari ketergelincirannya.Allah berfirman dalam al Quran, "Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,mereka mengingat Allah,lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka....,"(QS. ali Imran : 135)